Jumat, 24 September 2010

DASAR TEORI HIS HIPERTONIK


DASAR TEORI
HIS HIPERTONIK

A.    Pengertian
His hipertonik disebut juga tetania uteri yaitu his yang terlalu kuat. Sifat hisnya normal, tonus otot diluar his yang biasa, kelainannya terletak pada kekuatan his. His yang terlalu kuat dan terlalu efisien menyebabkan persalinan berlangsung cepat (<3 jam disebut partus presipitatus).

Partus presipitatus dapat mengakibatkan kemungkinan :
a. Terjadi persalinan tidak pada tempatnya
b. Terjadi trauma janin, karena tidak terdapat persiapan dalam persalinan.
c. Trauma jalan lahir ibu yang luas dan menimbulkan perdarahan dan inversio uteri.

Tetania uteri juga menyebabkan asfeksia intra uterine sampai kematian janin dalam rahim. Bahaya bagi ibu adalah terjadinya perlukan yang luas pada jalan lahir, khususnya serviks uteri, vagina dan perineum. Bahaya bagi bayi adalah terjadi perdarahan dalam tengkorak karena mengalami tekanan kuat dalam waktu singkat. 3. His Yang Tidak Terkordinasi Adalah his yang berubah-ubah. His jenis ini disebut Ancoordinat Hypertonic Urine Contraction. Tonus otot meningkat diluar his dan kontraksinya tidak berlangsung seperti biasa karena tidak ada sinkronisasi antara kontraksi. Tidak adanya kordinasi antara kontraksi bagian atas, tengah dan bawah menyebabkan his tidak efisien dalam mengadakan pembukaan.

                                       
B.     Etiologi
1.      Usi dan paritas
Keadaan ini terutama merupakan keadaan pada primigravida. Sekitar 95 % dari kasdus-kasus berat terjadi dalam persalinan pertama, dan uterus hamper selalu lebih efisien pada kehamilan berikutnya. Insidensi pada primigravida lanjut usia hanya sedikit lebih tinggi dibandingkan pada wanita muda.

2.      Kondisi emosi dan kejiwaan
Kita tidak tahu bagaimana masalah kejiwaan dan emosi dalam bekerja menyebabkan atau memperburuk inkoordinasi uterus dalam persalinan. Dikatakan bahwa rasa takut meningkatkan tegangan pada segmen bawah uterus. Akan tetapi, ada wanita tenang yang mengalami persalinan sulit dan ada wanita yang amat emosional yang melahirtkan dengan mudah. Kebanyakan kelainan berat pada system saraf pusat tidak memberikan pengaruh yang merugikan pada persalinan.
3.      Kelainan uterus
Sementara sebagian dokter mengagap bahwa overdistensi, vibroid, dan jaringan parut pada uterus menjadi presdiposisi timbiulnya kontarkasi uterus yang jelek, dokter-dokter lainnya menolak anggapan tersebut. Yang pasti, kelainan congenital uterus, uterus yang fungsiny tidak lengkap atau uterus bikornis akan mengganggu persalinan.
4.      Pecahnya ketuban
Pecahnya ketuban dalam kondisi yang tepat akan merangsang uterus untuk berkontraksi lebih baik dan mempercepat kemajuan persalinan. Akan tetapi, ketuban yang pecah sebelum serviks mendatar m,asih keras, tebal, dan tertutup tentu menghasilkan persalinan yang lama dan tidak efisien.
5.      Gangguan mekanis dalam hubungan janin dengan jalan lahir
Bagian terendah yang menempel baik pada serviks dan segmen pada uterus pada kala I persalinan dan dengan vagina serta perineum pada kala II akan menghasilkan rangsangan reflex yang baik pada myometrium. Segala sesuatu yang menghalangi hubungan baiak ini akan menyebabkan kegagalan reflex tersebut, dan akaibatnya timbulah kontraksi yang jelek. Hubungan antara posisi p[osterior, sikap ekstensi dan posisi melintang yang macet (transverse arrest) dengan kerja urterus yang salah telah diketahui dengan baik. Mal posisi menyebabkan gangguan uterus, dan jika keadaan ini bias diperbaiki, meka kontraksi kerap kali menjadi lebih baik. Penurunan yang lambat dan pembebtujan bawah uterus tidak lengkap merupakan tanda dini inkoordinasi rahim. Disp[orsisi cephalopelvic dalam derajat yang ringan menjadi predisposisi timbuknya kerja uterus yang tidak koordinasi atau his hipertonik.


6.      Iritasi uterus
Rangsangan yang tidak tepat pada uterus oleh obat-obatan batau oleh tindakan maniipulasi intrauterine dapat mengakibatkan his hipertonik (oksitosin yang berlebihan).

                                                                                                                              
C.    Penatalaksanaan
                         
A.    Pencegahan
1.      Perasaan takut diatasi dengan perawatan prenatal yang baik.
2.      Analgesic digunakan kalu perlu untuk mencegah hilangnya pengendalian.
3.      Sedasi berat diberikan pada persalinan palsu agar pasien tidak kelelahan ketika benar-benar menjalani persalinan yang sesungguhnya.
B.     Penanganan
1.      Tindakan umum
·         Semangnat pasien harus diutamakan
Dalam menghadapi persalinan lama oleh sebab apapun, keadaan wanita yang bersangkutan harus diawasi dengan seksama. Tekanan darah diukur tiap 4 jam dan pemeriksaan ini dilakukan lebih sering apabila ada gajala preeklamsia
·         DJJ dicatat setiap setengah jam dalam kala 1 dan lebih sering dalam kala II
·         Kemungkinan dehidrasi dan asidosis harus mendapat perhatian spenuhnya. Karena ada persalinan lama selalu ada kemungkinan untuk melakukan tindakan pembedahan dengan narcosis, hendakanya klien jangan diberi makanan biasa.. melainkan dlam bentuk cairan. Sebaiknya diberikan infuse larutan glukosa 5% dan NaCl Isotonik scara intravena cseara berganti-ganti.
·         Kandung kemih dan usus dikosongkan bila perlu
·         Pemeriksaan dalam perlu dilakukan , akan teteapi harus selalu disadarai bahwa tiap pemeriksaan dalam mengandung bahaya infeksi.
2.      Sedasi dan Analgesi
Meskipun sedasi dengan jumlah yang berlebihan dapat merintangi kontraksi uterus, penggunaan sedsai yang tepat tidak akan mengganggu persalinan yang sebenrnya. Pasien memerlukan sedasi untuk menurunkan kecemasnnya dan memerlukan analgesi untuk mengurangi rasa nyeri. Untuk mengurangi rsasa neyri dapat diberi pethidin 50 Mg yang dapat diulangi, pada permulaan kala I dapat diberi 10 MmHg morvin acapkali sedasi dan istirahat dapat mengubah persalian yang buruk emnjadi persalinan yang lebih baik. Analgesic epidural lumbalis yang continue kerap kali efektif unruk memperbaiki kondisi uterus.

C.     Bila ada  tanda-tanda obstruksi, persalianan harus segera diselesaikan dengan seksio seksaria
D.    Pada partus presipitatus tidak banyak yang dapat dilakukan karena janin lahir tiba-tiba dan cepat
E.     Penanganan disfungsi uterus hipertonik
Disfungsi semacam ini ditandai dengan nyeri uterus yang sangat hebat diantara saat-saat his dan tentu saja tidak sebanding dengan efektivitasnya untuk menghasilkan penapisan serta dilatasi serviks. Jenis disfungsi uterus ini secara khas terjadi sebelum serviks mencapai dilatasi 4 cm ataun lebih.
Oksitosi jarang diperlukan pada keadaan hipertonus uteri dengan janin yang masih hidup. Persalinan dengan seksio sesaria jika dicurugai terjadi gawat janin. Apabila selaput ketuban masih utuh dan tidak tedapat bukti yang menunjukan adanya disporposi fetipelvik, pemberian morvin atau meperidin akan meredakan rasa nyeri dan memberikan kesempatan istirahat bagi ibu disamping menghentikan aktifitas uterus yang abnormal. Jadi harapan bahwa setelah pasien itu bangun kembali timbul his yang normal.









DASAR TEORI HIPERTENSI DALAM KEHAMILAN


DASAR TEORI
HIPERTENSI DALAM  KEHAMILAN


A.    PENGERTIAN
Tekanan darah sistolik ≥ 140 mmHg dan tekanan darah diastolik ≥ 90 mmHg atau lebih bila pasien memakai obat anti hipertensi.
Hipertensi yang ditimbulkan atau diperberat oleh kehamilan lebih mungkin terjadi pada wanita yang :
a.     Terpapar vili korialis untuk pertama kalinya
b.    Terpapar vili korialis yang terdapat jumlah yang banyak seperti padakehamilan  kembar atau mola hidatidosa
c.     Mempunyai riwayat penyakit vaskuler
d. Mempunyai kecenderungan genetik untuk menderita hipertensi dalam kehamilan.
Kemungkinan bahwa  mekanisme imunologis di samping endokrin dan genetic turut terlibat dalam proses terjadinya pre-ekklamsia dan masih menjadi masalah yang mengundang perhatian. Resiko hipertensi karena kehamilan dipertinggi pada keadaan di mana pembentukan antibodi penghambat terhadap tempat-tempat yang bersifat antigen pada plasenta terganggu.
Preeklamsia mungkin lebih sering terdapat pada wanita dari keluarga yang tidak mampu; namun bisa juga terjadi pada  wanita dengan ekonomi yang menengah ke atas. Bahkan pengamatan menyebutkan bahwa makanan yang kurang mengandung protein sebagai penyebab penurunan insiden eklamsia. Kehamilan juga menyebabkan wanita hamil kekurangnan nutrisi. Seharusnya preeklamsia ditemukan pada multipara dari pada nulipara, tetapi kenyataannya sama-sama dapat terjadi preeklamsia




B.     JENIS HIPERTENSI
Hipertensi sering dibagi menjadi hipertensi primer atau sekunder :
1.      Hipertensi primer atau esensial
Hipertensi yang tidak diketahui penyebabnya.
2.      Hipertensi sekunder
Hipertensi penyebabnya jelas diketahui.

C.    ETIOLOGI
Penyebab utama hipertensi dalam kehamilan adalah :
-      Hipertensi esensial atau hipertensi primer yang tidak diketahui penyebabnya, disebut juga hipertensi idiopatik.
Banyak factor yang mempengaruhinya seperti genetic, lingkungan, hiperaktivitas susunan saraf simpatis, system renin - angiotensin, defek dalam eksresi Na, peningkatan Na, dan Ca intraseluler dan factor – factor yang meningkatkan resiko seperti obesitas, alcohol, merokok serta polisitemia.
-      Hipertensi sekunder atau hipertensi renal
Hipertensi yang penyebab spesifiknya diketahui seperti penggunaan estrogen, dan penyakit ginjal.

D.    PATOFISIOLOGI
-      Peninggian tekanan darah merupakan satu – satunya gejala
-      Gejala baru muncul setelah terjadinya komplikasi pada ginjal , otak dan jantung
-      Gejala lain yang sering ditemukan adalah sakit kepala , marah, rasa berat ditengkuk, sukar tidur, mata berkunang – kunang dan pusing.

E.     KOMPLIKASI
-      Perdarahan otak
-      Decompensasi kordis
-      Uremia
-      Solusio plasenta
-      Prematur
-      Mati dalam kandungan

F.     DIAGNOSIS
-      Kenaikan tekanan darah (> 140/90 mmHg) dengan pemeriksaan 2 kali selang 6 jam dalam keadaan istirahat atau lebih.
-      Terdapat riwayat penyakit dalam keluarga dan juga adanya gejala – gejala yang berkaitan dengan penyebab hipertensi.

G.    PROGNOSIS
-      Prognosis untuk ibu kurang baik. Kematian pada ibu biasanya disebabkan oleh perdarahan otak (25 % ), payah jantung – paru ( 50 % ) kegagalan ginjal ( 10 % ), infeksi ( 5 % ), kegagalan hepar ( 5 % ), dan lain-lain (5 %)
-      Prognosis bagi janin juga kurang baik, karena adanya insufisiensi plasenta, solusio plasenta, janin tumbuh kurang sempurna, prematuritas dan dismaturitas.

H.    PENATALAKSANAAN
Pencegahan
-      Dianjurkan untuk mentaati peraturan pemeriksaan antenatal yang teratur dan jika perlu dikonsultasikan kepada dokter ahli.
Perawatan antenatal ditujukan untuk pengendalian tekanan darah dan deteksi dini tanda – tanda perawatan pre eklampsi.
Ibu hamil harus diperiksa sedikitnya 2 minggu sekali sampai usia kehamilan 28 minggu dan kemudian seminggu sekali sampai melahirkan
-      Dianjurkan untuk cukup istirahat, tidak emosi dan menghindari aktivitas yang terlalu berat
-      Mencegah penambahan berat bdan yang agresif
Dianjurkan untuk diet tinggi protein, rendah hidrat arang, rendah lemak dan rendah garam.

Penanganan
Tujuan utama penanganan adalah :
-      Untuk mencegah terjadinya pre- eklamsi dan eklamsi
-      Hendaknya janin lahir hidup
-      Trauma pada janin seminimal mungkin
-      Pengawasan terhadap janin yaitu dengan melakukan pemeriksaan USG
-      Pemeriksaan obat – obatan
  * Anti hipertensi : serpasil, katapres, captropil, dsb.
  * Pemberian obat fenobarbital.


DAFTAR PUSTAKA

Farrer, Helen. 1999. Perawatan Maternitas, Edisi 2 . Jakarta. EGC.

Mochtar, Rustam. 1998. Sinopsis Obstetri Fisiologi, Obstetri Patologi Edisi 2 Jakarta. EGC.

www.goggle. 12 – 12 - 2009

























MANAGEMEN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL
UK    :      32          MINGGU
Dengan  Hipertensi esensial
Di Polindes Pantai Lango
LANGKAH I
PENGKAJIAN
A.    Identitas
Nama klien   : Ny. R                              Nama suami    : Tn. M
Umur            : 32 tahun                          Umur               : 40 thn
Suku             : Bajou                               Suku                : Bajou
Agama          : islam                                Agama             : islam
Pendidikan   : SD                                   Pendidikan      : SMP
Pekerjaan      : IRT                                  Pekerjaan         : Nelayan
Alamat         : Pantai Lango RT. 01       Alamat            : Pantai Lango RT. 01

B.     Anamnesa
Tanggal                 : 12 – 12 - 2009                                         Pukul                  : 10.00
Oleh                      : Bidan
1.      Alasan kunjungan saat ini : Kunjungan ulang

2.      Keluhan : Ibu mengatakan dalam beberapa hari ini sering merasa mudah lelah, pusing dan sukar tidur.

3.      Riwayat obstetric dan ginekologi :
a.       Riwayat menstruasi
·         HPHT / TP               : 3 – 5 – 2009 /  10 – 2 - 2010
·         Umur kehamilan       : 32 minggu
·         Lamanya                  : 5 – 6 hari
·         Banyaknya               : 2 X ganti pembalut
·         Konsistensi               : cair  + gumpalan darah
·         Siklus                       : 28 hari
·         Menarche                 : 14 tahun
·         Teratur / tidak          : teratur
·         Dismenorrhea           : tidak pernah
b.      Flour albus                     : tidak ada
c.       Tanda – tanda kehamilan
·         Test kehamilan         : PP Test
·         Tanggal                    : 13– 5 - 2009
·         Hasil                         : (+)
·         Pergerakan janin yang pertama kali dirasakan oleh ibu          : 20 minggu
·         Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir                                  : 20 kali
d.      Riwayat penyakit/gangguan reproduksi
·         Mioma uteri              : Tidak ada
·         Kista                         : Tidak ada
·         Mola hidatidosa       : Tidak ada
·         PID                          : Tidak ada
·         Endometriosis          : Tidak ada
·         KET                         : Tidak ada
·         Hydramnion             : Tidak ada
·         Gemelli                     : Tidak ada
·         Lain – lain                : Tidak ada
e.       Riwayat imunisasi
·         Imunisasi Catin        : tempat  : PKM       tanggal   : lupa
·         Imunisasi TT I          : tempat  : PKM       tanggal   : 12 Juni 2009
·         Imunisasi TT II        : tempat  : PKM       tanggal   : 12 Juli 2009

4.      Riwayat kesehatan :
1)      Riwayat penyakit yang pernah dialami
a.       Penyakit jantung         : Tidak ada
b.      Hipertensi                    : Ya
c.       Hepar                          : Tidak ada
d.      DM                              : Tidak ada
e.       Anemia                        : Tidak ada
f.       PSM/HIV/AIDS         : Tidak ada
g.      Campak                       : Tidak ada
h.      Malaria                        : Tidak ada
i.        TBC                            : Tidak ada
j.        Gangguan mental        : Tidak ada
k.      Operasi                        : Tidak ada
l.        Hemorrhoid                 : Tidak ada
2)      Alergi
a.       Makanan                     : Tidak ada
b.      Obat – obatan             : Tidak ada

5.      Keluhan selama hamil                                    
a.       Rasa lelah                                      : Ya
b.      Mual dan muntah                          : Ya (pada trimester I)
c.       Tidak nafsu makan                        : Tidak
d.      Sakit kepala/pusing                       : Ya
e.       Penglihatan kabur                         : Tidak
f.       Nyeri perut                                    : Tidak
g.      Nyeri waktu BAK                        : Tidak
h.      Pengeluaran cairan pervaginam     : Tidak
i.        Perdarahan                                    : Tidak
j.        Haemorrhoid                                 : Tidak
k.      Nyeri pada tungkai                       : Tidak
l.        Oedema                                         : Tidak






6.      Riwayat persalinan yang lalu
NO
Tgl
Lahir
Masa Gestasi
Masa Gestasi
Jenis Persalinan
Penolong
Penyakit
Anak
Jenis
BB
PB
Keadaan
1
18 – 2 – 1999
Bidan
Aterm
Spontan
Bidan
Tidak ada
Laki– laki
2800 gr
48 cm
Baik
2
 5 – 4 – 2004
Klinik
Aterm
Spontan
Bidan
Tidak ada
Laki – laki
3000 gr
50 cm
Baik

7.      Riwayat menyusui
Anak I             : ASI                  Lamanya : 2 tahun                     Alasan : -
Anak II           : ASI                  Lamanya : 1 tahun                     Alasan : -

8.      Riwayat KB
a.       Pernah ikut KB                       : pernah
b.      Jenis kontrasepsi                     : Suntik
c.       Lama pemakaian                     : 3 tahun
d.      Keluhan selama pemakaian     : tidak ada
e.       Tempat pelayanan KB            : puskesmas
f.       Alasan ganti metode               : -
g.      Ikut KB atas motivasi             : bidan

9.      Kebiasaan sehari – hari
a.       Merokok sebelum dan selama hamil :   tidak pernah
b.      Obat – obatan /jamu, sebelum / selama hamil :
Ya, obat yang diberikan dari puskesamas selama kehamilan
c.       Alkohol    : Tidak pernah
d.      Makan/diet
Jenis makanan                   : Nasi, sayur dan terkadang buah - buahan
Frekuensi                           : 3 X sehari
Porsi                                  : satu piring sedang
Pantangan                         : Tidak boleh makan pedas

e.       Perubahan makan yang dialami
Ibu suka makan yang asin – asin sejak usia kehamilan 2 bulan sampai dengan 4 bulan.
f.       Defekasi / miksi
1.      BAB
·         Frekuensi               : 1 X sehari
·         Konsistensi            : lunak padat
·         Warna                    : kuning kecoklatan
·         Keluhan                 :tidak ada
2.      BAK
§  Frekuensi               : 5 – 6 X sehari
§  Konsistensi            : Cair
§  Warna                    : jernih
§  Keluhan                 : tidak ada
g.      Istirahat dan tidur
·         Siang                     : tidak tidur siang
·         Malam                   :  4 – 5 jam
h.      Aktivitas sehari – hari
·         Di dalam rumah          : Pekerjaan rumah tangga
·         Di luar rumah              : tidak ada
i.        Pola seksualitas
·         Frekuensi                     : 1 X seminggu
·         Keluhan                       : sakit pada perut

10.  Riwayat Psikososial
a.       Pernikahan
o   Status                          : kawin
o   Yang ke                       : pertama
o   Lamanya                     : 19  tahun
o   Usia pertama kali menikah      : 21 tahun

b.      Tingkat pengetahuan ibu terhadap kehamilan :
Ibu mengerti terhadap kehamilan
c.       Respon ibu terhadap kehamilan :
Merasa senang
d.      Harapan ibu terhadap jenis kelamin anak/bayi :
Perempuan
e.       Respon suami/keluarga terhadap kehamilan dan jenis kelamin  bayi :
Mengharapkan jenis kelamin perempuan
f.       Keperayaan yang berhubungan dengan kehamilan :
Tidak ada
g.      Pantangan selama kehamilan :
Tidak ada

11.  Riwayat kesehatan keluarga
a.       Penyakit jantung               : Tidak ada
b.      Hipertensi                          : Ya
c.       Hepar                                : Tidak ada
d.      DM                                    : Tidak ada
e.       Anemia                              : Tidak ada
f.       PSM / HIV / AIDS           : Tidak ada
g.      Campak                             : Tidak ada
h.      Malaria                              : Tidak ada
i.        TBC                                  : Tidak ada
j.        Gangguan mental              : Tidak ada
k.      Operasi                              : Tidak ada
l.        Bayi lahir kembar              : Tidak ada

12.  Pemeriksaan
a)      Keadaan umum                 : Baik
·         Berat badan
Sebelum hamil             : 55 kg
Saat hamil                   : 67 kg
Kenaikan                     : 12 kg
·         Tinggi badan               : 155 cm
·         Lila                              : 26 cm
·         Kesadaran                   : compos mentis
·         Ekspresi wajah            : berseri – seri
·         Keadaan emosional     : stabil
b)      Tanda – tanda vital
·         Tekanan darah             : 160/100 mmHg
·         Nadi                            : 84 x/menit
·         Suhu                            : 36,7 C
·         Pernapasan                  : 24 x/menit
c)      Pemeriksaan fisik
Inspeksi
1.      Kepala
a.       Kulit kepala                 : tampak bersih
b.      Kontriksi rambut         : tampak lurus
c.       Distribusi rambut        : tebal merata
2.      Mata
a.       Kelopak mata              : tidak oedema
b.      Konjungtiva                : tidak anemis
c.       Sklera                          : tidak ikterik
3.      Muka
a.       Kloasma gravidarum   : tidak ada kloasma
b.      Oedema                       : tidak oedema
c.       Pucat / tidak                : agak pucat
4.      Mulut dan gigi
a.       Gigi geligi                   : tampak bersih dan lengkap
b.      Mukosa mulut             : lembab
c.       Caries dentis               : tidak ada
d.      Geraham                      : lengkap 
e.       Lidah                           : tampak merah
5.      Leher
a.       Tonsil                          : tidak ada peradangan
b.      Faring                          : tidak ada peradangan
c.       Vena jugularis             : tidak tampak adanya pembesaran
d.      Kelenjar tiroid             : tidak tampak adanya pembesaran
e.       Kelenjar getah bening : tidak tampak adanya pembesaran
6.      Dada
a.       Bentuk mammae         : simetris
b.      Retraksi                       : tidak tampak adanya retraksi saat inspirasi
c.       Puting susu                  : menonjol
d.      Areola                         : tampak hiperpigmentasi
7.      Punggung ibu
a.       Bentuk /posisi             : lordosis/ tegak
8.      Perut
a.       Bekas operasi              : tidak ada
b.      Striae                           : Nigra
c.       Pembesaran                 : Tidak ada
d.      Asites                          : Tidak ada
9.      Vagina
a.       Varises                        : tidak ada
b.      Pengeluaran                 : tidak ada
c.       Oedema                       : tidak ada
d.      Perineum                     : tampak adanya bekas luka hecting
e.       Luka parut                   : tidak ada
f.       Fistula                         : tidak ada
10.  Ekstremitas
a.       Oedema                       : tidak ada
b.      Varises                        : tidak ada
11.  Kulit
Lain – lain                         : tampak bersih

Palpasi
1.      Leher
a.       Vena jugularis             : tidak teraba
b.      Kelenjar getah bening: tidak teraba
c.       Kelenjar tiroid             : tidak teraba
2.      Dada
a.       Mammae                     : simetris
b.      Massa                          : tidak teraba adanya massa
c.       Konsistensi                  : kenyal
d.      Pengeluaran Colostrum : ada
3.      Perut
a.       Leopold I                    : ½ pusat - px
b.      Leopold II                   : punggung kanan
c.       Leopold III                 : letak kepala
d.      Leopold IV                 : kepala belum masuk PAP
4.      Tungkai
a.       Oedema                       : tangan / kaki.  Kanan : tdk ada               kiri : tdk ada
b.      Varices                        : Kanan : tidak ada                     Kiri : tidak ada
5.      Kulit
a.       Turgor                         : baik

Auskultasi
1.      Paru – paru                       
a.       Wheezing                    : tidak terdengar
b.      Ronchi                         : tidak terdengar
2.      Perut
Bising usus ibu                  : ada
a.       Punctum maksimum    : 3 jari bawah kanan pusat perut
b.      Irama                           : teratur
c.       Intensitas                     : kuat
Perkusi
1.      Dada
Suara                                 : sonor
2.      Perut                                  : terdengar tympani
3.      Ekstremitas
Refleks patella                  : kanan  : (+)
                                            kiri      : (+)

13.  Pemeriksaan dalam
1.      Pemeriksaan dalam                 : tidak dilakukan
2.      Pelvimetri klinik                      : tidak dilakukan
3.      Ukuran panggul luar               : tidak dilakukan

14.  Pemeriksaan laboratorium
a.       Darah
a.       Hb                               : 10, 5 gr%
b.      Golongan darah          : tidak diperiksa
b.      Urine
a.       Protein                         : negatif
b.      Albumin                      : negatif
c.       Reduksi                       : negatif
c.       Pemeriksaan penunjang
a.       USG                            : tidak dilakukan
b.      X – Ray                       : tidak dilakukan
c.       Lain – lain                   :







LANGKAH II
INTERPRESTASI DATA DASAR
Diagnosa
Data Dasar
G III  P II A 0, hamil 32  minggu dengan hipertensi esensial janin tunggal hidup intra uterin








S : -   Ibu hamil anak ke 3
O : - HPHT : 3-5-2009  TP : 10-2-2010
-    KU baik, kesadaran CM
-    TD : 160/100 mmHg
-    T/V : 36,7 C  /   84 X/menit
-    RR : 24 X/menit
-    Leopold I : TFU ½ PX – pusat
-    Leopold II: punggung kanan
-    Leopold III : letak kepala
-    Leopold IV : kepala belum masuk PAP
-    DJA : 148 X/menit
-    Punctum maksimum : 3 jari bawah pusat kanan
-    Kenaikan BB 12 kg selama hamil

Masalah
Data Dasar
-          Cemas
-          Lelah


-          Ibu banyak bertanya tentang penyakit yang dideritanya
-          Ibu mengatakan dalam beberapa hari sering merasa lelah dan pusing

Kebutuhan
DataDasar
KIE tentang :
-          Istirahat yang cukup
-          Pengawasan ANC
-          Diet
Dukungan dari suami dan keluarga
-          Ibu mengatakan sukar tidur
-          Ibu mengatakan sering merasa lelah dan pusing
-          Ibu mengatakan khawatir dengan kehamilannya kali ini
LANGKAH III
MENGIDENTIFIKASI DIAGNOSA ATAU MASALAH POTENSIAL
Potensial terjadinya pre eklampsi
Antisipasi :   - pemantauan tanda – tanda vital
-      anjurkan ibu untuk diet rendah garam, tinggi protein dan istirahat
-      rujuk pasien ke RS

LANGKAH IV
MENETAPKAN KEBUTUHAN TERHADAP TINDAKAN SEGERA
Kolaborasi dengan dokter spesialis

LANGKAH V
MENYUSUN RENCANA ASUHAN YANG MENYELURUH
1.      Observasi KU, dan TTV
2.      Jelaskan hasil pemeriksaan yang dilakukan
3.      Jelaskan tentang penyakit yang dialaminya, penyebab, tanda dan gejala serta penanganan yang dilakukan
4.      KIE tentang :
a.       Memeriksakan kehamilannya secara teratur minimal 2 kali dalam sebulan
b.      Istirahat yang cukup, jangan emosi dan jangan bekerja lebih berat
c.       Hindari penambahan BB yang agresif
d.      Diet yang sesuai dengan penyakitnya yaitu diet tinggi protein, rendah hidrat arang, rendah lemak dan rendah garam
5.      Support mental pada ibu dan keluarga
6.      Kolaborasi dengan dokter untuk mendapatkan terapi yang sesuai

LANGKAH VI
PELAKSANAAN LANGSUNG ASUHAN / IMPLEMENTASI
1.      Mengobservasi KU, dan TTV
2.      Menjelaskan hasil pemeriksaan yang dilakukan
3.      Menjelaskan tentang penyakit yang dialaminya, penyebab, tanda dan gejala serta penanganan yang dilakukan
4.      Memberikan KIE tentang :
a.       Memeriksakan kehamilannya secara teratur minimal 2 kali dalam sebulan
b.      Istirahat yang cukup, jangan emosi dan jangan bekerja lebih berat
c.       Hindari penambahan BB yang agresif
d.      Diet yang sesuai dengan penyakitnya yaitu diet tinggi protein, rendah hidrat arang, rendah lemak dan rendah garam
5.      Memberikan support mental pada ibu dan keluarga
6.      Berkolaborasi dengan dokter untuk mendapatkan terapi yang sesuai
a.       Klanidin 2 x 1
b.      Chlorpromazin 1 x 1
c.       SF 1 x 1
d.      B Complex 3 x 1

LANGKAH VII
EVALUASI
Tanggal : 12 – 12 - 2009                                 Pukul : 11.30
1.      Ibu mengatakan bahwa ia mengerti tentang KIE yang disampaikan dan Ibu dapat menjelaskan kembali penyebab dari hipertensi yang dialami
2.      Ibu berjanji akan memeriksakan kehamilannya secara teratur











DOKUMENTASI KEBIDANAN

Tanggal : 12 – 12 - 2009                                             Jam : 12.00

S                :  1. Ibu mengatakan hamil anak ke 3
2. Ibu mengatakan bahwa merasa lelah, pusing dan sukar tidur
3. Ibu mengatakan hamil 8 bulan. HPHT 3 – 5 - 2009
4. Riwayat tekanan darah sebelum hamil

O               :  - KU baik
-      TD : 160/100 mmHg                        T/V : 36,7C / 84 x /menit                 
-      RR : 24 x / menit
-      TB :  155 cm                                    Kenaikan BB : 12 kg
-      Leopold I : TFU ; ½ PX – pusat
-      Leopold II : punggung kanan
-      Leopold III : Teraba letak kepala
-      Leopold IV : kepala belum masuk PAP
-      Auskultasi DJJ : 148 x/menit
-      Ibu tampak lelah
-      Ibu bertanya tentang kehamilannya

A               :  G III P II A 0 hamil 32 minggu dengan hipertensi esensial janin tunggal hidup intra uterin
Potensial terjadinya pre eklampsi
Antisipasi :   - pemantauan tanda – tanda vital
-  anjurkan ibu untuk diet rendah garam, tinggi protein dan istirahat
-      rujuk pasien ke RS



P                :  1.Observasi KU, dan TTV
                     2. Jelaskan hasil pemeriksaan yang dilakukan
3. Jelaskan tentang penyakit yang dialaminya, penyebab, tanda dan gejala serta penanganan yang dilakukan
4. Beri KIE tentang :
a. Memeriksakan kehamilannya secara teratur minimal 2 kali dalam sebulan
b. Istirahat yang cukup, jangan emosi dan jangan bekerja lebih berat
c. Hindari penambahan BB yang agresif
d. Diet yang sesuai dengan penyakitnya yaitu diet tinggi protein, rendah hidrat arang, rendah lemak dan rendah garam
5. Support mental pada ibu dan keluarga
6. Kolaborasi dengan dokter untuk mendapatkan terapi



            IMPLEMENTASI
1.   Mengobservasi KU, dan TTV
2.   Menjelaskan hasil pemeriksaan yang dilakukan
3.   Menjelaskan tentang penyakit yang dialaminya, penyebab, tanda dan gejala serta penanganan yang dilakukan
4.   Memberikan KIE tentang :
a.       Memeriksakan kehamilannya secara teratur minimal 2 kali dalam sebulan
b.      Istirahat yang cukup, jangan emosi dan jangan bekerja lebih berat
c.       Hindari penambahan BB yang agresif
d.      Diet yang sesuai dengan penyakitnya yaitu diet tinggi protein, rendah hidrat arang, rendah lemak dan rendah garam
5.   Memberikan support mental pada ibu dan keluarga
6.   Berkolaborasi dengan dokter untuk mendapatkan terapi yang sesuai
a.       Klanidin 2 x 1
b.      Chlorpromazin 1 x 1
c.       SF 1 x 1
d.      B Complex 3 x 1

EVALUASI
Tanggal : 12 – 12 - 2009                                 Pukul : 11.30
1.      Ibu mengatakan bahwa ia mengerti tentang KIE yang disampaikan dan Ibu dapat menjelaskan kembali penyebab dari hipertensi yang dialami
2.      Ibu berjanji akan memeriksakan kehamilannya secara teratur