Mengetahui hal itu, Elda ada perasaan bahagia tapi itu tidak lama karena dia menyadari bahagia di atas penderitaan orang lain merupakan suatu hal yang tidak baik.
Dengan cukup kesabaran untuk memendam perasaannya, Elda bersahabat dengan Yovan seperti dulu. Tak berbeda dengan yang dulu, kedekatan mereka selalu dianggap lebih dari hubungan persahabatan. Entah mengapa orang-orang selalu beranggapan demikian, padahal persahabatan diantara keduanya tak jauh berbeda dengan persahabatan silang teman-teman mereka yang lain.
Melalui sebuah pengorbanan, perjuangan, perjuangan dan usaha Elda mengungkapkan perasaannya melalui perhatian. Dan tampak Yovan sangat menyukai hal itu, sehingga tak jarang Yovan sering mengatakan kata-kata puitis untuk Elda.
Hingga pada suatu hari Elda merasa pengorbanan, perjuangan, dan usahanya telah cukup. Elda ingin mengetahui apa respons Yovan kalau tanpa Elda. Yach… boleh dibilang Elda menjaga image.
Ternyata, Yovan memang benar-benar kehilangan, kehilangan kasih saying. Di hari itu juga, Yovan menyatakan perasaannya kepada Elda, perasaan yang selama ini dipendamnya dan dianggap sebagai perasaan cinta biasa.
Tentulah itu merupakan suatu hal yang selalu dinanti oleh Elda. Tapi, dia mengingat. Dulu sewaktu zaman “ci-mon”, dia yang membantu Yovan dan Lody untuk bersatu jadi.. apa kata orang kalau sekarang dia yang ‘jadian’ dengan Yovan.
Dengan segala pertimbangan, pemikiran dan perasaan akhirnya Elda dan Yovan ‘jadian’. Perasaan bahagia diselimuti keduanya, maklumlah.. orang kasmaran. Mereka berdua sama-sama berjanji akan selalu saling mencintai sampai kapanpun, tanpa apapun dengan apa adanya, “Now and Forever”.
Teman-teman mereka yang mengetahui hal itu sangat bahagia. Mereka memang selalu berharap agar Elda dan Yovan bias bersama tak terkecuali Lody. Lody turut bahagia atas ‘jadian’nya Elda dan Yovan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar